Wanita Kampung
wanita penikmat perjalanan, mari berbagi dalam kesederhanaan

Senin, 20 Oktober 2014

Menikmati Nasi Oyek, Nasinya Orang Miskin


Nasi tiwul yg manis sumber : yesithiwul.blogspot.com
Kalian tahu nasi oyek? nah bagi yang belum tahu saya akan menceritakan apa itu nasi oyek. Dari cerita almarhum kakek saya pada jaman penjajahan dulu hampir semua rakyat Indonesia terutama untuk daerah Jawa sebagian besar masyarakatnya menggunakan beras oyek sebagai makanan pokoknya. Nasi yang dibuat dari singkong. Pada jaman itu makan nasi putih bisa dihitung beberapa kalilah dan termasuk hidangan yang mahal. Hanya orang-orang berduit yang mampu membeli beras.

Lambat laun jaman sudah semakin maju, nasi oyek sudah mulai langka dan jarang. Harganya pun sudah agak mahalan dari harga beras. Nasi oyek sekarang masih sering digunakan oleh orang-orang didaerah yang sering dilanda kekeringan karena akibat gagal panen  padi maka mereka beralih ke nasi oyek.
Ini dia nasi oyeku :) plus oseng pepaya muda + dadar telor bebek
Lebaran haji kemarin saya menyempatkan pulang kampung ke Cilacap. Ritual dikala pulang kampung pasti yang dikangenin adalah masakan ala kampung. Terutama jajanan pasar. Benar saja, baru aja turun dari becak ketika tiba dirumah, ibu saya lagi didepan rumah belanja sama tukang sayur keliling. Ibu membelikan nasi oyek untuku. Sebagai pelengkap ibu saya sudah memasak sayur oseng pepaya muda dicampur daun so (daun melinjo, bahan bakunya emping). Ditambah dadar telor bebek beli di tetangga sebelah hehe.

Nasi Oyek sendiri sekarang lebih sering dijual sebagai jajanan pasar. Biasanya dipasar dijual hanya dicampuri parutan kelapa terus dibungkus daun pisang. Satu bungkusnya dihargai 500-1000 rupiah. Murah bukan. Kata ibu saya harga beras oyek sekarang berkisar antara 7.000 - 10.000 per kg.  Mahal karena sudah jarang orang membuatnya dan prosesnya juga begitu rumit dan lama.

Info dari ibu saya proses pembuatan nasi oyek melalui beberapa tahap:
1. Singkong dikupas, dibelah dan dicuci lalu dijemur sampai kering. Singkong kering ini biasa disebut "gaplek". 
Ini namanya Gaplek, singkong kupas yang dikeringkan sumber: antarafoto.com
2. Setelah kering, gaplek ini direndam lama kurang lebih 3 hari sambil dicuci dan ganti airnya secara rutin agar tidak bau. Lalu gaplek ini dijemur kembali. 

3. Setelah kering lalu ditumbuk kaya tepung. Kalau tumbukan yang kasar dan sebesar ibu jari bisa dijadikan jajanan pasar namanya "gatot" . Gatot ini biasa direbus dicampur gula merah lalu ditaburi parutan kelapa. Kalau mau dijadikan beras oyek maka tepung singkong tadi sambil dikasi air sedikit sambil diplintir-plintir sebesar buliran beras. Lalu dijemur sampai kering. Ini namanya beras oyek.

Jajanan pasar "Gatot" yang enak dan lezaaatt  sumber: kuliner.panduanwisata.com
Kata ibu saya kalau mau merebus beras oyek ini harus dicuci bersih dan direndam sebentar lalu ditiriskan agak lama hampir semalaman biar kering. Katanya kalau masih basah ketika dikukus beras itu jadi bergumpal kaya nasi benyek karena kebanyakan air. Jadi biar pulen gitu. Kadang orang tidak bisa membedakan nasi tiwul dan nasi oyek. Kata ibuku kalau nasi oyek buliranya kasar sedangkan nasi tiwul itu berupa tepung. Biasanya tiwul itu dikukus pakai gula merah jadi rasanya manis sedangkan oyek tanpa campuran apa-apa. Makanya nasi oyek bisa dimakan pakai lauk pauk dan sayur apa saja layaknya nasi putih biasa.

Kalau soal rasa jangan ditanya. Mungkin bagi yang belum pernah mencoba agak asing karena baunya seperti nasi basi padahal rasanya enak dan ngangenin. Duuh..jadi pengen pulang kampung lagi. Ehh apa bawa beras oyek aja ya ke Jakarta hehe. Tapi emang masaknya paling enak kalau masaknya dikukus pakai kukusan yang terbuat dari bambu dan kompornya pakai pawon tungku kayu bakar. Hmmm...nikmaat..
Ini beras oyek buliranya sebesar beras padi . sumber: mondasiregar.com
Salam kuliner...
Blok M,  20 Oktober 2014   17.30