Wanita Kampung
wanita penikmat perjalanan, mari berbagi dalam kesederhanaan

Senin, 04 Desember 2017

Alone, No Internet No Gadget in Singapore (Part 1)




Dok.Pribadi
Saya masih inget banget dulu jaman lulus SMP saya disuruh jadi TKW ke Luar Negeri. Kebetulan ada tetangga saya yang kerja di Singapore. Namun saya ga mau. Saya mau keluar negeri jadi turis haha. Maklum hidup jaman old rada susah. Ortu ga bisa nyekolahin saya ke jenjang selanjutnya. Dan usahaku ternyata berhasil Alhamdulilah Ya Alloh atas nikmatMu yang diberikan kepadaku semoga menjadi hamba yang selalu taat kepada-Mu. Amiin 

Tanggal 11 April 2016  kemarin kakiku menjejakkan di Negeri Singapore yang katanya kota kecil dengan kemajuan teknologi yang mencengangkan. Dan niat awal saya jalan kepikiran gimana ya rasanya traveling tanpa gadget dan internet. Layaknya orang-orang jaman old. Kayaknya nikmat gitu kali ya. No selfie no pamer photo. Intinya perjalanan ini akan saya nikmati sendiri. Melihat budaya orang, melihat hiruk pikuk kota modern dan juga nikmat pemandangan yang menyegarkan mata kita.

Berangkat ke pelabuhan Ferry Batam centre jam 5 pagi dianter kakak ipar. Perjalanan kurang lebih 45 menit dari Batam. Dah dig dug juga gimana nanti kalau ditolak imigrasi hiks. Secara paspornya masih perawan euy. Yang penting semua persyaratan sudah dipersiapkan dan juga antisipasi jawaban atas pertanyaan petugas imigrasi yang kadang bikin  ga bisa masuk ke negeri Singa tersebut. Karena kakak saya  yang tinggal di Batam, bilang agak susah kesana karena  dia dulu pernah dibawa ke ruang interograsi mulu haha. Maklum kakak saya jilbab lebar disangka teroris kali padahal urusan kantor lho.

Dok.pribadi
Karena baru pertama kali cek ricek imigrasi saya mending milih  antrian yang paling belakang sambil liatin tuh orang ngapain ajah. Eh ga lama kemudian ada dua orang wanita dibelakang saya dia mau kerja jadi TKW dan nanya ke saya mengenai imigrasi. Duh mba saya juga baru pertama kali nih haha tapi jangan tunjukin tampang orang bego bin bingung pede aja dah. Dan pas giliran saya si petugas imigrasi Singapore bolak balikin paspor saya yang masih perawan boo. Trus nanya mau ngapain. Jawab aja sekenanya mau transit doang. Udah langsung cetak cetok paspor saya distempel Singapore. Sambil menyerahkan paspor saya si petugas nanya lagi. Rombongan ya? Ga alone. Saya buru-buru dah ngeloyor pergi takut ditanya ini itu lagi.

Di pelabuhan Harbourbay Front Singapore saya masuk ke Vivo city nyari MRT sebagai moda transportasi saya selama di Singapore. Saya udah minjem kartu ezlink kawan saya di Jakarta buat di top up biar ngirit eh ternyata kartunya udah expire hiks. Nanya sana sini belilah kartu Singapore tourist pas. Milih yang one day trip seharga 20 dolar. Isi 10 dolar deposit nya 10 dolar nanti dibalikin klo kartu nya dikembalikan ke petugas.

Dan di Singapore ini saya bener-bener dah ga bisa dapetin sinyal wifi. Udah di utak atik sama petugas masih ga mau juga. Disuruh beli kartu SIM sana tapi ukuran slot simcardnya ga ada yg nyambung ama hp saya alias beda banget dah. Kirain semua hp di dunia memiliki slot kartu yang sama ternyata tidak. Saya punya HP 3 biji. Ndilalah ilang satu pas lagi wisata di Jembatan Barelang Batam  padahal HP yang ilang itu baru diisi pulsa 100 ribu. Mana hp satunya nol rupiah trus paket BBM abis pula. Bingung banget nih mau ngapain dulu. Ga ada koneksi internet. Yang terpenting sih pengen ngabarin kakak saya yang di Batam bahwa saya sudah selamat sampai Singapore. Itu aja.

Dok.Pribadi
Agak bingung dan duduk lama di stasiun saya putuskan jalan saja. Toh selama ini pengin juga ngerasain traveling no HP kaya orang jaman old itu seperti apa. Saya menuju ke ruang Informasi dan minta peta wisata Singapore ke petugas. Saya lalu masuk ke Vivo City lagi pengen makan dulu sebelum bertempur. Padahal dibawaain lontong dan gorengan sama kakak saya hiks. Maklum saya liat sekelilingnya kok ga ada orang makan disembarang tempat ya. Apa emang dilarang atau bagaimana ya hehe. Ya wis lontongnya buat nanti saja.

Petualangan di mulai. Bak turis mancanegara dengan nggendong backpack kamera dikalungin trus buka peta lebar-lebar ahay sedaap. Diliatin orang bodo amat dah. Gak kenal juga aku ama mereka hehe. Dan ya Alloh saya baru ingat kalau saya ada janjian ketemu sama temen SMA yang menikah sama orang Singapore. Mana no dia disimpan di HP yang ilang dan ga ada WIFI gimana mau chat inbox via FB yahh. Dan semua catatan initerary yang sudah disiapkan dari rumah ilang juga dah karena kesimpan di HP yg ilang. Malang bener nasibkuhh duuhh. Di negeri orang pulak. Bismillah saja masih ada Alloh yang mau ngebantuku melangkah ke arah mana saja yang Dia kehendaki dah .cihui...


To be Continue.....


Mampang Prapatan , 5 Desember 2017  jam 06.10  wib


Sabtu, 02 Desember 2017

"Wage" Film Sejarah yang Sepi Penonton


sumber : koranmetro.com
Lagu Indonesia Raya berkumandang di saat Sumpah Pemuda.
Ah sudah lama sekali ga ngeblog. Setahun lebih kali yahh. Maklum ada beberapa peristiwa yang membuatku lupa eh bukan lupa sih sengaja pengen melupakan sejenak bersama sang waktu duh. Intinya pengen menyendiri eh lanjut jadi malas-malasan deh jadinya. Ga mod juga sih buat nulis padahal di otak ada banyak sekali memori-memori perjalanan yang pengin segera diceritakan entah ada pembacanya atau tidak minimal nanti saya punya jejak aja di Dunia Maya.

Well minggu lalu saya dengan suami yang hobi banget nonton bingung deh weekend ini mau nonton apa. Karena semua film hampir sudah ditonton kecuali film Indonesia remaja cinta-cintaan yang memang saya dan suami ga begitu suka. Pilihan jatuh ke Wage pas banget momen hari Sumpah Pemuda cui. Kali aja semangatnya nular ke saya. Amiin

sumber: palingbaru.com
Wage kecil bersama sang kakak Ipar Van Eldik yang mengajari musik
Gila ini film bagus yang menambah wawasan saya mengenai biografi pencipta lagu Indonesia Raya. Karena dicatatan sejarah sekolah yang pernah saya tempuh ga disebutin secara detail hanya cuma dicantumin siapa pencipta lagu Indonesia Raya? semua anak-anak pasti njawab, WR Supratman. Nah WR itu singkatan Wage Rudolf. Nama panggilan kecilnya adalah Wage. Berita tentang lahirnya Wage masih simpang siur. Ada yang bilang Wage lahir di Jatinegara-Jakarta, ada pula yang bilang Wage lahir di desa Wonogiri lalu dibawa ibunya ke Jakarta. 

Wage kecil adalah anak yang cerdas. Bapaknya seorang tentara militer di jaman Pemerintah Belanda (Tentara KNIL). Ibunya sering sakit-sakitan. Hingga meninggal dunia. Wage kecil akhirnya diasuh oleh kakak perempuanya yang bersuamikan orang Belanda W.M Van Eldik. Dan dari Van Eldik inilah jiwa musiknya mulai terasah. Dan demi mendapatkan akses di sekolah anak keturunan Belanda maka nama Wage ditambah Rudolf jadi Wage Rudolf  Supratman.

Wage kecil hingga remaja tinggal di Makassar bersama kakak iparnya Van Eldik . Dia bermasin musik yang tergabung dalam grup band "Black and White". Bermain musik di Cafe-cafe  Belanda yang bayaranya mahal.

sumber: Theatersatu.com
Wage ketika ditangkap oleh Belanda
Walau hidup bergelimang harta, Jiwa wage tetep sepi dan disaat pulang bermain musik dicafe-cafe pada malam hari Wage mendengar pekikan sekelompok pemuda yang meneriakan kemerdekaan. Disaat itulah ia tertarik dan ingin bergabung secara diam-diam untuk organisasi pemuda itu. Hampir ia selalu memberikan sebagian gajinya untuk mendanai gerekan pemuda itu. 

Kucing-kucingan dengan pemerintah Belanda akhirnya organisasi pemuda itu diketahui oleh Belanda karena mereka takut terjadi pemberontakan Kemerdekaan bagi bangsa Indonesia maka dibubarkan. Kakak iparnya Van Eldik juga di beri peringatan agar hati-hati karena Wage ikut dalam pergerakan pemuda itu. Akhirnya Wage remaja merantau ke Jawa dan menjadi seorang wartawan.

Kehidupan di Jawa berbanding terbalik dengan Makassar. Ia mulai hidup dari nol. Gaji kecil sebagai wartawan kadang kurang dan belum lagi untuk mendanai pergerakan pemuda yang ada di Tanah Jawa. Tepatnya Jakarta. Bahkan sempat menjual barang-barang yang ada di rumahnya kecuali Biola.

Wage juga ikut sebagai anggota pemuda yang akan melahirkan Sumpah Pemuda nantinya. Dan wage di tunjuk untuk menciptakan lagu Kebangsaan yang nantinya akan digunakan sebagai penutup Konggres Pemuda. Saya baru tahu Lagu Indonesia Raya ternyata merupakan lagu pertama dan terakhir yang di ciptakan oleh WR Supratman.

Ada kalanya lagu Indonesia Raya itu dinyanyikan tanpa teks hanya melalui instrumen gesekan Biola saja. Karena memang di larang oleh Pemerintah Belanda saat itu. Sejak lagu Indonesia Raya pertama kali dikumandangakan banyak rakyat pribumi menyanyikannya hingga menimbulkan berbagai pergolakan dan menimbulkan semangat juang untuk Indonesia Merdeka. Belanda berkali-kali ingin menangkap Wage karena lagunya dab ikut dalam organisasi pemuda itu dimana tercium pergerakan Kemerdekaan bagi Bangsa Indonesia.

Selain menciptakan lagu , Wage juga sempat membuat novel dengan nama samaran namun lagi-lagi ketahuan oleh Belanda dan semua semua hasil karya Wage dilarang keras beredar di pasaran. Dengan susah payah akhirnya Pemerintah Belanda menangkap Wage. Sejak ditangkap banyak protes keras yang dilakukan oleh pemuda-pemudi Indonesia agar Wage di bebaskan namun hasilnya nihil. Hingga Wage sakit dalam penjara. Walaupun badan Wage di penjara namun jiwa Wage bebas.

Wage akhirnya meninggal dunia setelah beberapa minggu di bebaskan dari penjara. Tepatnya tahun 1938 sebelum Indonesia Merdeka. Namun ia sangat yakin bahwa Indonesia pasti Merdeka.

Di akhir film ini saya sempat mewek karena saya benar-benar baru tahu bahwa Pencipta Lagu Indonesia Raya ini wafat sebelum Indonesia Merdeka. Saya kira ia sempat bangga dalam beberapa tahun setelah Kemerdekaan Indonesia  karena lagunya kini jadi lagu Kebangsaan yang dikumandakan dimana-mana bahkan di dunia ketika ada kejuaraan dunia. Dan lagi kisah hidupnya yang sendirian dan belum menikah. Kisah cintanya pilu, lalu dipenjara dan sakit. Sungguh haru akan pengorbannmu Wage. Sampai kapanpun lagu Indonesia Raya akan berkumandang hingga hari akhir zaman.

Suasana di lokasi syuting film Wage di kawasan Kota lama semarang
Sumber: Arinamabruroh.com

Untuk setting film ini sangat bagus. Indonesia kaya akan peninggalan bangunan bersejarah yang banyak digunakan untuk syuting film ini. Keren dah pokoknya. Banyak bule-bulenya. Keren dah pokoknya.

Dan seminggu setelah nonton film ini, saya ke bioskop untuk menonton film lain. Dan sedih banget ternyata film Wage sudah tidak tayang lagi di Bioskop tersebut. Mungkin ini sudah menjadi jalannya. Jalan sunyi bagi seorang Wage yang sesunyi hidupnya. Sepi penonton. Biarlah karya lagunya yang terus berkumndang memenuhu langit dan bumi Indonesia.


Mampang Prapatan, 5 Desember 2017  11.17 wib


Senin, 30 Mei 2016

Berkat BNI Saya Bisa Keluar Negeri





Alhamdulillah sejak pertama kali memilih BNI segala kemudahan selalu menyertaiku. Banyak benefit yang saya dapatkan sejak pertama kali memilih BNI. Sekitar tahun 2012 saya dimutasi untuk pindah kerja ke Jakarta. Awalnya memakai BNI karena desakan kantor untuk menunjang pembayaran gaji  payroll saya.  Dan ketika membuka rekening BNI pertama kali di daerah MOI Kelapa Gading sangat dipermudah tanpa hal-hal yang menyusahkan padahal KTP saya bukan penduduk Jakarta tapi KTP Batam.

Pada mulanya saya memakai rekening BNI hanya untuk numpang lewat transfer gaji dari perusahaan. Lalu saya pindahkan saldo saya ke rekening saya yang lain kebetulan saya punya beberapa rekening bank lain juga. Semakin hari hidup di Jakarta membutuhkan efisiensi dan kemudahan-kemudahan dalam bertransaksi dalam kehidupan sehari-hari. Kebetulan saya punya hobi backpakeran jadi harus ada pegangan untuk menunjang hobi saya itu.

Masuk gratis dengan BNI card di event-event traveling fair


Saya pernah diejek sama kakak laki-laki saya yang ada di Bekasi. Dia bilang begini " kerja udah kesana kemari nyebrang pulau kok belum punya kartu kredit. Bikin dong biar terlihat gaya dan prestige". What? Saya diam saja karena memang saya orang kampung yang udik dan waktu itu masih belum perlu punya kartu kredit. Masih cukup dengan transaksi via kartu debit atau cukup transakasi dengan mesin atm (Anjungan Tunai Mandiri). Toh saya happy saja walaupun tidak memakai kartu kredit.

Tapi melihat teman-teman backpaker saya yang sudah melancong ke luar negeri bikin ngiri sekali. Tapi yang membuat ganjalan saya tidak bisa backpakeran ke negara orang karena mesti ada uang cash banyak dan saya masih takut bawa uang cash kalau keluar negeri. Kalau kena hipnotis atau kena copet bisa runyam dah. Teman saya menyarankan untuk membuat kartu kredit. Katanya dengan kartu kredit segalanya semakin mudah. Malahan sering-sering dapat tiket promo loh berikut diskon hotelnya. Dinegara orang kalau belanja tinggal gesek aja pake credit card.

Mulailah saya bergerilya untuk apply kartu kredit dari yang ditawarkan para SPG di Mall atau ditelepon langsung oleh customer services dari bank-bank bersangkutan. Dan hasilnya selalu mengecewakan. Selalu tertolak dari alasan gaji tidak mencukupi ataupun saya belum punya kartu kredit sebelumnya. Nah kenapa bagi pemula yang belum pernah punya kartu kredit agak begitu susah yah kalau mau bikin kartu kredit. Malahan SPG di Mall Mall selalu bilang.  Selamat siang ibu, apakah sudah punya kartu kredit? jika iya maka langsung di beri penawaran menarik lagi. Jika tidak maka biasanya akan di abaikan oleh SPG. Apalagi saya yang orang kampung yah dari penampilan itu tidak menjanjikan banget buat ditawari kartu kredit haha.

Jalan-jalan ke Bali gratis hasil tukar poin BNI :-)


Sampai-sampai kalau ada tiket promo murah meriah saya mengemis minjem kartu kredit teman saya. Lalu saya transfer tunai esok harinya. Biasanya kalau promo-promo seperti itu selalu midnight mana sempat ke atm tengah malem. Serem euy. Kalaupun pakai internet banking kadang saldo saya yang tidak mencukupi alias belum gajian haha.

Saya coba iseng-iseng buka websitenya BNI. Disana saya coba email bahwa saya mau apply kartu kredit. Dan biar keren saya langsung milih Gold. Padahal gaji saya muatnya untuk jenis silver. Yah namanya usaha boleh dong. Selang semingguan eh ada telepon dari pihak BNI mengenai kartu kredit. Saya disuruh scan segala persyaratan yang diperlukan. Dan tidak lama kemudian datanglah survei dari pihak BNI ke kantor saya. Petugas juga sudah survei ke rumah padahal saya ngekost lho. Serasa ga percaya kartu kredit saya di acc. Alhamdulilah senengnya bukan main.

Ternyata kartu kredit BNI saya sangat bermanfaat bagi saya dan keluarga besar saya. Maklum saudara-saudara saya adalah perantau ulung. Ada yang di Batam, Bontang, Bekasi dan saya sendiri di Jakarta. Kemana-mana pasti butuh tiket pesawat. Berkat kartu kredit saya segala kemudahan menghampiri saya. Apalagi saat lebaran harus kumpul bersama keluarga  besar di CIlacap, Jawa Tengah. Bisa tengah malem berburu tiket promo. Atau kemudahan berbelanja online.

Dapet diskon promo dari BNI jalan-jalan ke Padang


Dan saya memang niat buat kartu kredit BNI untuk memenuhi kebutuhan bukan untuk gaya hidup. Alhamdulillah saya rajin bayar dan tak pernah telat membayarnya. Berkat kolektibitas saya yang tinggi  BNI menelepon saya lagi untuk menaikan limit kartu kredit saya samapai 2 kali lho. Pas Dinaikan lagi yang ke 3 saya tolak karena limit kartu kredit masih dirasa sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan saya sehari-hari.  Ini juga terkait kemampuan saya untuk membayar tagihan tiap bulannya. Nantilah kalau gaji saya naik Insyaaloh kalau ditawari kenaikan limit lagi tidak bakal saya tolak lagi.

Dan sampai hari ini banyak keuntungan yang saya dapatkan diantaranya sebagai berikut:

  1. Jadi mudah berbelanja online baik tunai maupun cicilan. Terkadang malah dapat diskon gila-gilaan. Dapat barang mewah dengan harga super murah. Pasti seneng dah.
  2. Dengan BNI kredit card saya sering dapatkan promo tiket masuk gratis event-event seperti travel fair dan event – event lainnya. Karena BNI selalu menjadi sponsor besar dan hampir semua event selalu ada BNI. Hingga memudahkan para nasabahnya untuk ikut berpartisipasi dalam acara tersebut. Gratis tinggal nunjukin semua kartu yang dikeluarkan oleh BNI. 
  3. Saya sengaja kumpulkan poin belanja saya untuk dikonversikan dengan poin air asia saya. Alhamdulilah  bisa backpakeran ke Padang (Sumatra Barat) dengan tiket Rp.180.000 tiket pulang pergi Jakarta-Padang. Dan akhir tahun kemarin saya bisa terbang gratis ke Bali cuma bayar Rp. 153.000 tiket pulang pergi Jakarta Bali. Terima kasih BNI
  4. And the last impian saya untuk bisa bepergian ke luar negeri kesampaian juga walaupun ke negeri tetangga. Yaitu ke Malaysia dan Singapura.  Awal April kemarin saya nekad solo traveling karena ada BNI. Dari Booking hotel, tiket pesawat, tiket kereta Johor Baru-Kuala lumpur dan belanja sepuasnya saya lakukan dengan kartu kredit BNI saya. Amat mudah sekali bagi saya yang baru pertama kali keluar negeri. Insyaalloh jika diberi kesempatan ingin sekali berkeliling dunia dengan BNI. Terima kasih BNI. Saya bisa jalan-jalan keluar Negeri.

Keluar negeri banyak kemudahan berkat BNI credit card


Dan baiklah teman-teman demikianlah pengalaman berkesan saya ketika pertama kali menggunakan BNI. Sampai detik ini saya belum pernah menerima perlakuan tidak baik atapun pengalaman buruk ketika menggunakan produk BNI, yang ada malah selalu menguntukngkan, BNI selalu di hati. Melayani Negeri dan Kebanggan Bangsa.


Salam Jalan-Jalan
Blok M, 30 Mei 2016


Senin, 21 Maret 2016

"Oshin" Film Jepang yang Melegenda


Sumber: pastelwriter.blogspot.com


Bagi yang lahir ditahun 80-an pasti pernah dengar atau nonton film serial "Oshin" dong. Dan saya juga lahir tahun 80 an jadi pernah denger ceritanya tapi agak lupa. Abis nontonya kepotong-potong. Kalau mau nonton harus kerumah tetangga yang mayan jauh yang punya tv. Maklum dikampung masih sedikit yang punya tv. Bisa dihitung dengan jari. 

Nontonya juga diluar jadi ga begitu kedengeran apalagi jalan ceritanya. Tapi orang-orang kampung pada suka nontonnya. Malahan rame dan banyak yang mewek. Nonton rame-rame satu rt haha. Gimana ga mewek saya aja nonton film remake oshin 2013 mewek ampe bengkak apalagi abis galau berat gagal nikah broo. Dobel bengkaknya nih mata hiks. 

Oh iya lupa mau kasih tau sekarang ada film oshin versi layar lebarnya lho. Ya versi remake 2013. Saya aja baru tahu karena inget kakak saya minta dibeliin cd serial oshin di Glodok Mangga dua. Namun belum kesampaian nyari-nyari filmnya.

Sumber beyondsober.wordpres.com

Oshin bukan film cengeng  layaknya sinetron Indonesia masa kini yang dari judulnya aja udah bisa ketebak endingnya dan malah merusak moral generasi Indonesia lho. Itu sih saya liat diberita. Maklum jarang nonton sinetron. Terakhir cuma nonton serial Mahabharata yang penuh makna dan pesan moral. Ah Arjuna ganteng kapan kau datang melamarku haha.... Mulai lebay nih...

Apalagi saya pengen tahu sejarahnya. Dari kecil banyak nama-nama jalan dikampung kami yang menggunakan nama wayang seperti jalan nakula, sadewa, salya, arimbi dll dan bloonya saya tak tau sama sekali sejarah nama jalan wayang itu. Kecuali jalan nama pahlawan Indonesia ya.. Yaiyalah tau karena dipelajari disekolahan dari jaman SD sampai SMU

Pemeran oshin jaman dulu yang tayang di TVRI


Balik ke film oshin yaaa...
Film oshin versi remake ini menceritakan oshin masa kecil saja. Tidak sampai dewasa. Mungkin sulit sekali memadatkan ratusan episode menjadi film layar lebar yang berdurasi 2 jam saja.

Dan yang saya suka di film remake ini opening tune nya masih ngikut sountrack film lama hihi. Jadi terkenang oshin kecil berjalan menerjang badai salju itu. Setting latarnya juga setting Jepang tahun 1907.

Akting para pemain terasa sangat natural, tidak ada adegan orang berteriak dengan mata melotot, menagis meraung raung atau adegan lebay lainnya. Mungkin ini terkain dengan kehidupan di Jepang jaman perang yang terkesan kurang expresif.

Secara keseluruhan film ini bagus sekali. Dan layak ditonton ya. Okelah ga usah panjang lebar nulisnya ntar ga penasaran kalian nontonya. Selamat menonton.

Salam Penyuka Film

Cempaka Putih, 21 Maret 2015

Ini thriller film remake Oshin 2013



Oshi. Versi lama (1983)






Minggu, 31 Januari 2016

Cara Pakai Masker Gojek atau Grabike Bagi Hijaber


Anda hijaber yang modis dan fashionable? Dan pernah bingung ketika buru-buru naik gojek dan dikasi masker sama pelindung kepala kan? Mau make tapi kerudung sudah dililit dengan rapi banyak pentul, peniti disana sini masa iya rusak gegara make masker gojek ini. Masker gojek ini kebanyakan bukan masker tali tapi masker umum dengan dua sisi tali yang dikaitkan ditelinga. 

Ga mau rusak kan dandanan hijabnya karena masukin tali masker ke telinga? Berikut ini tips dari saya yang sangat mudah di aplikasikan tanpa membuat rusak dandanan jilbab anda.



Gambar 1

Lihat gambar 1 yaa. Itu bentuk masker umum yang sering dijual atau disediakan oleh gojek dan grabike dengan 2 tali pengait telinga disisi kanan kiri.

Gambar 2

Lihat gambar 2. Kalau dilihat masker diatas  ada 2 sisi dalam dan sisi luar nah sisi dalamnya biasanya ada kawat lenturnya yang biasa digunakan untuk melindungi hidung. Bisa dibengkokan mengikuti hidung yang make biar nyaman make maskernya. Namun kali ini demi menjaga dandanan hijabnya saya abaikan kawat itu. Kawat lentur itu dikeluarkan dengan mendorong keluar salah satu ujungnya sambil mendorong ujung lainnya. 

Gambar 3

Gambar 3 itu kawat yang sudah dikeluarkan dari masker yaa oh iya kawatnya agak lentur ya.

Gambar 4
Gambar 4 salah satu contoh kawat yang ngiket kedua ujung tali masker.

Gamabr 5

Atau bisa juga dicoba gambar 5 diatas yaa sesuai selera aja yang penting kenceng.

Gambar 6

Aplikasikan dihijab anda tanpa susah-susah memasukan ke telinga yang bisa merusak hijab anda.

Gambar 7


Nah simple kan dan ga ribet tanpa merusak dandanan hijab modis anda.oh iya jika kalian pake daleman punuk unta atau punya rambut panjang sehingga ada benjolan dibelakang. Usakahan tali diturunkan ke bagian leher anda. Karena klo ditarik ketas bisa putus. Tali ga panjang jangan dipaksa. 

Selamat mencoba semoga bermanfaat.

Cempaka putih 31 Januari 2016