Wanita Kampung
wanita penikmat perjalanan, mari berbagi dalam kesederhanaan

Sabtu, 29 Agustus 2015

Cintaku di Rumah Susun


sumber: Tanjungpinangpos.com  ini penampakan komplek rusun di muka kuning batam

Ribut-ribut penggususran Kampung Pulo jadi pengin nulis pengalamanku ketika tinggal di rusun. Saking keenakan sampai diusir sama pengelola rusun haha...penasaran kan ceritanya. simak terus yaa

Nah merantau dari kampung ngapak bernama Cilacap setelah gagal ga lulus UMPTN di STAN Jakarta (Bintaro) aku niatkan untuk bekerja dulu ngumpulin modal buat kuliah ntar. Kasian ortu ga sanggup biayai di Universitas Swasta.

Ikut berbagai tes ngelamar kerja dari yang di Cikarang , Batam, Jakarta bahkan Malaysia. Eh aku malah lebih memilih Pulau Batam. Karena Mbaku sudah kerja disana 4 tahun sebelumnya. Ya udah dah terima beres dapat akomodasi dari Jakarta ke Batam gratis plus uang saku karena belum dapat gaji pertama. Uhuy...mantab dah perusahaan pertamaku perhatian sekali ama karyawannya. Oh ya ngelamar kerja disini gratis tidak dipungut biaya apapun termasuk biaya medical dll.

sumber: tanjungpinangpos.com ini blok A rusunawa pemko yang saya tempati duluu...


Pihak perusahaan ternyata sudah memberikan fasilitas berupa dormitory (asrama) berserta perlengkapan didalamnya. Seperti tempat tidur, lemari, kulkas, tv, kipas, peralatan dapur lengkap dan mesin cuci. Eh berangkat kerja di anter jemput pula pake bis karyawan gratis. Dapat makan siang juga diperusahaan. Jadi gaji utuhlah kecuali sering jalan-jalan ke Mall haha. Fasilitas yang memanjakan sekalii....sampai terlenaa..

2 tahun kontrak mulai cari-cari kerja lagi dan dapat perusahaan yang biasa aja ga dapat perumahan. Biasa enak dengan fasilitas asrama sekarang bingung harus berjibaku mencari kos-kosan. Kebanyakan kos-kosan yang saya temui di Batam semrawut dan kedap udara. Banyak cucian baju dimana mana terkesan jorok. Bagusan dikit harga juga mahal. Malahan banyak temen-temen yang kos di Ruli Estate (rumah liar) biar keren dikit ditambah  estate haha ada-ada saja.


Akhirnya dapatlah tinggal di Rusunawa Pemko Muka Kuning cihuy tempatnya nyaman dan murah lagi kalau ga lupa harga sewanya 325.000 (tahun 2007) belum termasuk air listrik. Kalau ditotal tidak sampai 400 ribu lah sebulan. Sebenernya rusun ini diperuntukan bagi warga Kampung Aceh yang terkena gusur oleh pemerintah karena rawan banjir dan mereka juga membangun gubuk ditanah milik negara. Tapi sejak rusun ini dibangun dan siap huni masih saja sepi peminat. Malah menyeramkan karena rumput liar tumbuh subur sampai jalan tertutup sama rumputnya. maklum akses masuk ke rusun belum di aspal. Makanya pengelola membolehkan pihak luar nyewa rusun ini. Daripada ga dipake sama sekali.

sumber: yermiariezky.wordpress.com ini tempat parkir pertama kali. sekarang sudah bagus dan dikeramik. Motorku ga pernah kehujanan juga aman karena dijaga ama security di pintu masuk kawasan ini.

Banyak warga kampung Aceh memilih tinggal di Ruli-ruli  (rumah liar) didaerah yang lain atau mbabat hutan lagi buat di tinggali. Bagi warga kampung Aceh ga sanggup bayar sewa. Lebih murah nyewa di Ruli bayar listrik dan air plus sewa sebulan cuma 100 ribu/ bulan. Tapi listrik genset cuma nyala pada malam hari. 

Kondisi rusun yang aku tempati nyaman banget dah. Sebelah kiri Danau Muka Kuning dan sebelah kanan bukit-bukit hutan yang masih asri dan hijau. Rusun Pemko ini berlantai 5 tapi lantai bawah untuk tempat parkir, dan warung jualan dan semua unit bertipe 27. Ada kamar tidur 1, ruang tamu plus dapur mini, kamar mandi dan juga ruang tengah yang menghadap balkon. Ketika pintu balkon dibuka wuzz angin sepoi-sepoi langsung masuk ruangan dan adem. Selama di rusun saya tidak pernah beli kipas angin atau pasang ac. Tinggal buka pintu balkon dan jendela kamar maka sudah dingin. Nyamuk mah jarang..karena fogging/penyemprotan nyamuk rutin dilakukan setiap seminggu sekali.

Hampir 4 tahun tinggal dirusun. Makin ada perbaikan fasilitas dari pemerintah. Jalan diaspal ada pasar basah. banyak koperasi dan minimarket. Ada lapangan bola, lapangan bulutangkis, Masjid dll. Disekitar rusun makin banyak blok yang sedang dibangun walau beda pengelola seperti rusun jamsostek(pengelola Jamsostek), rusun otorita  (pengelola otorita Batam) dan lain-lain. Sampai rusun yang saya tempati full terus dan jika ada yang ingin nyewa maka harus nunggu ada yang keluar. Yang sudah masuk di daftar tunggu aja antrinya aja udah puluhan orang. Jika ada penyewa yang keluar maka no antrian 1 yang berhak menempati rusun tersebut. Lama juga yaa

Sampai-sampai temen kuliahku lebih suka kerja kelompok/ngerjain skripsi bareng dirusun yang saya sewa  daripada ditempat temen yang lain. Alasanya enak, deket dari mana-mana. Lokasinya strategis. Bebas pula karena saya tinggal sendirian di rusun ini hehe...banyak alasan dah nyatanya emang ga pernah ngerjain tugas tapi ngerumpi, nonton film kalau laper tinggal bikin mie rebus kalau ngantuk tinggal tidur. Tau-tau udah malam langsung dah bubar kerumah masing-masing haha...

Yang bikin aku dan temanku suka itu keunikan cara belanja. Dilantai bawah adalah warung-warung kelontong juga minimarket. Kalau males turun kebawah tinggal aja teriak mau beli ini itu. Trus taroh duit diember yang udah diiket pake tali. Ntar pemilik warung naruh belanjaan dan uang kembalian diember tersebut. kita tinggal ngerek ember itu keatas kaya nimba air disumur haha... unik sekali


sumber: http://sampuawaltosilajara.blogspot.com  ini salah satu rusun minimalis yang sedang dibangun swasta. letaknya masih dikawasan komplek rusunawa pemko. Tadinya mau pindah kesini eh ternyata dimutasi ke Jakarta. Ya weslah. kapan-kapan kalau kerja di Batam lagi mau tinggal dirusun yang baru ahh..

Karena sudah banyak warga kampung Aceh yang mengantri tinggal di Rusun maka pengelola mengeluarkan surat peringatan bagi penghuni rusun yang masih singgle diharapkan keluar tidak diperbolehkan tinggal di rusun Pemko ini karena rusun ini diperuntukan bagi mereka yang sudah berkeluarga. Hiks apes.. padahal rusun ini cocok sekali bagi pasangan muda yang baru saja menikah. Apa daya jodohku tak kunjung datang hiks. Dengan berat hati aku tinggalin cintaku dirumah susun ini. 

Tapi berhubung pemberitahuannya mendadak dan aku belum menemukan tempat tinggal yang baru pihak pengelola memberi waktu sampai 3 bulan untuk mencari tempat pindah. Mayan dan sampai kuliah malam saya kelar jadi ga bingung nyari biaya tambahan buat nyewa rumah hihi.

Enaknya tinggal dirumah susun. Murah, bebas banjir, bebas biaya maintenance, strategis, nyaman dan bersih. Saya heran aja kenapa orang-orang yang dikampung Pulo Jakarta ini saban tahun kebanjiran masih aja nolak digusur. Sudah disediain tempat yang bagus juga nolak. Heran saya...cuma geleng-geleng kepala dah


Salam Cintaku di Rumah Susun

Cempaka Putih, 30 Agustus 2015