Teringat
pesan seorang guru SD saya dulu pernah bilang “ Jika kau ingin pintar
bertemanlah dengan orang-orang pintar”. Terus apa bedanya dengan kalimat
“ Jika ingin sukses maka bertemanlah dengan orang-orang sukses atau
jika kau menginginkan suatu inspirasi yang mengubah hidupmu maka bertemanlah dengan orang-orang hebat yang menginspirasi kamu dalam mencapai cita-citamu.
Maka
sejak saat itu saya selalu berteman dengan teman-teman saya yang pinter. Biarpun saya agak kurang pinter juga. Alhamdulilah masih
kecipratan pinternya hehe...Minimal prestasi tidak mengecewakan
tentunya.
Ketika
anda merasa hidupmu susah, selalu mengeluh terasa berat dan stress dalam
menjalaninya itu wajar. Maka lihatlah sekelilingmu. Terkadang kamu
tidak pernah tahu bahwa kamu masih beruntung dibanding orang
lain. Carilah keberuntunganmu dari sisi lain. Cobalah membaca biografi
orang-orang hebat. Mereka bisa hebat juga tidak mudah. Hanya semangat
dan pantang menyerah yang menjadikannya orang hebat.
Dan kali ini saya juga dikelilingi orang-orang hebat yang mengisnpirasi. Minggu lalu saya ikut rombongan sahabat-sahabat Semestarian yang terdiri dari, Adam and Sun Foundation, Rumah Buku Cilegon, Perpus Semesta, Blogger Hibah Sejuta Buku, Arisan Buku Blogger dan beberapa teman kompasianer. Untuk detail kegiatan acaranya sudah diposting disini oleh sahabat saya yang kompasioner juga.
Kegiatan
kunjungan kali ini merupakan yang ketiga bagi Semestarian. Dan kali ini
berkunjung ke Rumah Pelangi yang ada di Bandung. Untuk kegiatan ini
mengusung tema “ Berbagi Cerita Berbagi Ceria”. Rumah Pelangi adalah
rumah belajar gratis bagi siapapun yang mau belajar. Didirikan oleh Kang
Asep dan kak
Rendi di tahun 2012. Kang Aseplah yang menurut saya tokoh yang
inspiratif banget. Bagaimana tidak, dengan keterbatasan yang ia miliki,
dia masih mau memberikan tenaga, waktu, pikiran bahkan rejekinya untuk
membantu anak-anak yang kurang mampu untuk belajar di Rumah Pelangi.
Saya
salut dengan semangat belajarnya yang tinggi dan pantang menyerah. Sejak
kelas III SMP dia bekerja jualan batagor untuk membiayai sekolahnya
hingga SMK. Tak sampai disitu setelah lulus SMK dia juga ingin
melanjutkan kuliah dari mulai SNMPTN, Jalur khusus hingga ujian masuk
STAN pun dijalanin. Namun gagal.
Tapi
bukan Kang Asep namanya kalau ia pantang menyerah. Ia terus semangat
belajar disekolah kehidupan. Membaca buku-buku motivasi untuk
menyemangati dirinya. Untuk mengisi waktu luangnya selain jualan batagor
keliling ia juga mengajar anak-anak di Rumah Mentari milik Kang Dudy
yang jauh dari rumahnya.
Dan
katanya lagi, hasil keuntungan jualan batagor kadang habis hanya untuk
transport bolak-balik dari rumahnya ke Rumah Mentari. Awalnya banyak
teman dan juga keluarga yang bilang, buat apa sih susah-susah ngajar
cuma ngabisin ongkos. Akhirnya ia mendirikan Rumah Pelangi didesanya yang deket dengan rumahnya.
Ia
dibantu oleh teman-temannya dan juga mendapat sumbangan buku-buku dari
para donatur untuk mengurusi Rumah Pelangi. Awalnya menggunakan kamarnya
sebagaitempat kegiatan namun karena tidak muat maka kali ini mengontrak
rumah panggung berrdinding bambu yang sangat sederhana. Berbagai
kegiatan belajar dilakukan di rumah panggung itu. Dan saya salut sekali
dengan semangat belajarnya yang tanpa henti. Sambil tetep jualan batagor
yang sebagian hasil keuntunganya untuk ditabung sebagai biaya kuliahnya
kelak juga untuk mengurusi Rumah Pelangi.
Ah
ternyata ada orang dengan rejeki yang seadanya masih saja mau membantu
orang lain. Terutama anak-anak kurang mampu untuk belajar di Rumah
Pelangi. Jadi teringat cerita Pak Toni yang masih saudara Kang Asep yang
memberikan nasehat pada kaum pemuda bahwa belajar itu penting. Jangan
pernah berhenti belajar walau dalam keadaaan apapun. Kalau ada kemauan
pasti ada jalan.
Pak
Toni juga bercerita betapa ia dulu juga susah di waktu mudanya. Ia
pantang menyerah dalam memperoleh pendidikan hingga bergelar insinyur
dan bisa bekerja di Australia. Belajar dan berdagang. Itu yang diajarkan
Pak Toni terhadap anak-anaknya, yang semuanya harus bergelar sarjana.
Walau dari keluarga yang berkecukupan namun Pak Toni mengajarkan
anak-anaknya untuk membiayai kuliahnya sendiri. Jadi Ia mengajarkan
anak-anaknya cara berbisnis roti, membuat krupuk dan bisnis lainnya. Dan
semua anaknya membiayai kuliahnya sendiri dengan cara berbisnis.
Dan
sekarang diusia senjanya Pak Toni masih saja semangat belajar. Itu
terlihat ketika kami ngopi bersama diwarung kecilnya. Sambil berjualan
gorengan ia terlihat sibuk sedang belajar bahasa arab sendiri. Dan
semoga Kang Asep dengan semangat belajarnya yang tinggi bisa sukses dan
bisa melanjutkan kuliahnya kelak yang menjadi impiannya agar bisa
mengajar dan berbagi ilmu kepada orang banyak. Amiiin....
,
Selamat Pagi...
Jakarta, 14 Oktober 2013 05.20
0 komentar:
Posting Komentar