Wanita Kampung
wanita penikmat perjalanan, mari berbagi dalam kesederhanaan

Senin, 01 September 2014

Dari Jualan Batagor ke Rumah Pelangi


By on 03.44


13816989881666989928

Ceriaaa..bersama Rumah Pelangi

Teringat pesan seorang guru SD saya dulu pernah bilang “ Jika kau ingin pintar bertemanlah dengan orang-orang pintar”. Terus apa bedanya dengan kalimat “ Jika ingin sukses maka bertemanlah dengan orang-orang sukses atau jika kau menginginkan suatu inspirasi yang mengubah hidupmu maka bertemanlah dengan orang-orang hebat yang menginspirasi kamu dalam mencapai cita-citamu.

Maka sejak saat itu saya selalu berteman dengan teman-teman saya yang pinter. Biarpun saya agak kurang pinter juga.  Alhamdulilah masih kecipratan pinternya hehe...Minimal prestasi tidak mengecewakan tentunya.




13817022391507925467

Kegiatan di Rumah Pelangi

Ketika anda merasa hidupmu susah, selalu mengeluh terasa berat dan stress dalam menjalaninya itu wajar. Maka lihatlah sekelilingmu. Terkadang kamu tidak pernah tahu bahwa kamu masih beruntung dibanding orang lain. Carilah keberuntunganmu dari sisi lain. Cobalah membaca biografi orang-orang hebat. Mereka bisa hebat juga tidak mudah. Hanya semangat dan pantang menyerah yang menjadikannya orang hebat.

Dan kali ini saya juga dikelilingi orang-orang hebat yang mengisnpirasi. Minggu lalu saya ikut rombongan sahabat-sahabat Semestarian yang terdiri dari, Adam and Sun Foundation, Rumah Buku Cilegon, Perpus Semesta, Blogger Hibah Sejuta Buku, Arisan Buku Blogger dan beberapa teman kompasianer. Untuk detail kegiatan acaranya sudah diposting disini oleh sahabat saya yang kompasioner juga.

Kegiatan kunjungan kali ini merupakan yang ketiga bagi Semestarian. Dan kali ini berkunjung ke Rumah Pelangi yang ada di Bandung. Untuk kegiatan ini mengusung tema “ Berbagi Cerita Berbagi Ceria”. Rumah Pelangi adalah rumah belajar gratis bagi siapapun yang mau belajar. Didirikan oleh Kang Asep dan kak Rendi di tahun 2012. Kang Aseplah yang menurut saya tokoh yang inspiratif banget. Bagaimana tidak, dengan keterbatasan yang ia miliki, dia masih mau memberikan tenaga, waktu, pikiran bahkan rejekinya untuk membantu anak-anak yang kurang mampu untuk belajar di Rumah Pelangi.




1381702305648873866

Ngopi bareng dengan Pak Toni

Saya salut dengan semangat belajarnya yang tinggi dan pantang menyerah. Sejak kelas III SMP dia bekerja jualan batagor untuk membiayai sekolahnya hingga SMK. Tak sampai disitu setelah lulus SMK dia juga ingin melanjutkan kuliah dari mulai SNMPTN, Jalur khusus hingga ujian masuk STAN pun dijalanin. Namun gagal.

Tapi bukan Kang Asep namanya kalau ia pantang menyerah. Ia terus semangat belajar disekolah kehidupan. Membaca buku-buku motivasi untuk menyemangati dirinya. Untuk mengisi waktu luangnya selain jualan batagor keliling ia juga mengajar anak-anak di Rumah Mentari milik Kang Dudy yang jauh dari rumahnya.




1381700967751452301

Kang Asep menerima seperangkat Komputer dari Mang Aip from Adam & Sun Foundation

Dan katanya lagi, hasil keuntungan jualan batagor kadang habis hanya untuk transport bolak-balik dari rumahnya ke Rumah Mentari. Awalnya banyak teman dan juga keluarga yang bilang, buat apa sih susah-susah ngajar cuma ngabisin ongkos. Akhirnya ia mendirikan Rumah Pelangi didesanya yang deket dengan rumahnya.

Ia dibantu oleh teman-temannya dan juga mendapat sumbangan buku-buku dari para donatur untuk mengurusi Rumah Pelangi. Awalnya menggunakan kamarnya sebagaitempat kegiatan namun karena tidak muat maka kali ini mengontrak rumah panggung berrdinding bambu yang sangat sederhana. Berbagai kegiatan belajar dilakukan di rumah panggung itu. Dan saya salut sekali dengan semangat belajarnya yang tanpa henti. Sambil tetep jualan batagor yang sebagian hasil keuntunganya untuk ditabung sebagai biaya kuliahnya kelak juga untuk mengurusi Rumah Pelangi.

Ah ternyata ada orang dengan rejeki yang seadanya masih saja mau membantu orang lain. Terutama anak-anak kurang mampu untuk belajar di Rumah Pelangi. Jadi teringat cerita Pak Toni yang masih saudara Kang Asep yang memberikan nasehat pada kaum pemuda bahwa belajar itu penting. Jangan pernah berhenti belajar walau dalam keadaaan apapun. Kalau ada kemauan pasti ada jalan.




13817010672017176544

Mba Anas menyerahkan Buku dari Bloger Hibah Sejuta Buku

Pak Toni juga bercerita betapa ia dulu juga susah di waktu mudanya. Ia pantang menyerah dalam memperoleh pendidikan hingga bergelar insinyur dan bisa bekerja di Australia. Belajar dan berdagang. Itu yang diajarkan Pak Toni terhadap anak-anaknya, yang semuanya harus bergelar sarjana. Walau dari keluarga yang berkecukupan namun Pak Toni mengajarkan anak-anaknya untuk membiayai kuliahnya sendiri. Jadi Ia mengajarkan anak-anaknya cara berbisnis roti, membuat krupuk dan bisnis lainnya. Dan semua anaknya membiayai kuliahnya sendiri dengan cara berbisnis.

Dan sekarang diusia senjanya Pak Toni masih saja semangat belajar. Itu terlihat ketika kami ngopi bersama diwarung kecilnya. Sambil berjualan gorengan ia terlihat sibuk sedang belajar bahasa arab sendiri. Dan semoga Kang Asep dengan semangat belajarnya yang tinggi bisa sukses dan bisa melanjutkan kuliahnya kelak yang menjadi impiannya agar bisa mengajar dan berbagi ilmu kepada orang banyak. Amiiin....






13817011501823426204

Sahabat Rumah Pelangi dan Semestarian



,
Selamat Pagi...
Jakarta, 14 Oktober 2013 05.20

0 komentar:

Posting Komentar