Film
42 memang sudah lama tersimpan dalam hardisk ekternal saya. Sengaja
tidak nonton karena saya pikir bukan film bagus jadi saya abaikan saja.
Saya lebih baik pilih judul film yang lainnya untuk ditonton. Nah tadi
malam, berhubung semua film barat di hardisk saya hampir sudah ditonton,
tinggal film indo, asia dan kartun yang belum saya sentuh. Memang saya
lebih suka nonton barat dulu. Selain kualitasnya bagus juga ceritanya
sangat bervariasi ga lebay dan cengeng seperti fim-film Indonesia.
Sambil
tiduran saya iseng buka film 42 ini. Kalau tidak bagus pasti saya
tertidur dikala nonton ini. Dari pertengahan hingga akhir film ini mata
saya netes mulu haha ketahuan cengeng nih J.
Film ini bercerita tetang rasis, terutama rasis di bidang olahraga
bisbol. Ya pemisahan ras kulit hitam dan kulit putih masih amat kental
di negeri Amerika sana setelah perang dunia II.
Di
tahun 1945, Branch Rickey (Harrison Ford) sang Bos Eksekutif tim bisbol
Brooklyn Dodgers yang ingin membuat perubahan agar timnya meraih banyak
kemenangan dan memiliki banyak keuntungan dari bisnisnya karena seluruh
hidupnya dicurahkan ke bisbol. Dari menjadi pemain, pelatih hingga
sekarang menjadi eksekutif. Ia ingin melakukan sesuatu yang dulu tidak
bisa dilakukan, yaitu ketika menjadi pelatih ada seorang pemain bisbol
yang memiliki talenta luar biasa. Tapi terkendala rasis, pemain itu
adalah seorang Negro. Pihak managemen menolaknya. Ia juga tak bisa
menolongnya.
Kini
ia bisa melakukan apapun walau banyak rintanganya. Ia merekrut seorang
Negro, Jacky Robbinson (Chadwick Boseman). Punya talenta, masih muda 26
tahun. Gebrakan perubahan Rickey oleh pihak managemen dianggap gila.
Karena jika dilakukan maka timnya akan dikucilkan dan tidak boleh main
dalam organisasi liga bisbol. Tapi Ricky punya alasan karena diolahraga
bisbol tak ada aturan/larangan mengenai agama, umur dan warna kulit. Hanya budaya pemisahan rasis masih kental dijalankan di Amerika sana.
Rasis
dalam penggunaan toilet khusus white only, hotel berbintang, restoran,
pesawat terbang hanya khusus diperuntukan bagi warga kulit putih. Rickey
juga menasehati Robbinson akan banyak sekali halangan dan rintangan
bahkan cacian kepada sang Negro dan juga Timnya. Tapi asalkan berani dan
mampu menunjukan kemampuanya maka ini akan jadi sejarah perubahan. Dari
tahun ke tahun musim liga bisbol yang ikut 400 pemain semuanya kulit
putih. Tapi sejak tahun 1945 komposisinya berubah menjadi 399 karena
masuklah sang negro. Sang agen perubahan.
Akhirnya setelah tanda tangan kontrak Robbinson mendapat seragam dan nomor punggung no 42.
Debut Robbinson di tim bisbol Brooklyn Dodgers dengan gaji $600 selama
masa training dan jika sudah tanda tangan kontrak maka gajinya dinaikan
menjadi $3,500. Ia juga memboyong istrinya ikut menemaninya ke Brooklyn.
Timnya selalu meraih kemenangan sukses. Semua penonton mencaci maki
Robbinson dan disuruhnya keluar. Ada saja kelakuan para pemain lawan
yang berusaha mencederai dari melempar bola bisbol ke kepalanya,
menjagal kakinya ketika berlari hingga jatuh. Belum lagi cacian yang
semuanya tidak didukung oleh timnya sendiri. Bahkan awal masuk hampir
semua pemain dan pelatih Brooklyn Dodgers menandatangani surat
pernyataan tidak setuju dengan masuknya sang Negro. Namun semua itu bisa
dilakukan oleh Bracng Rikey yang akan mengancam memecat pemain yang
tidak setuju dengan gebrakan perubahannya.
Ketika
ada menagernya mendapatkan sepucuk surat dari para penggemar Brooklyn
Dodgers, maka Ricky juga menunjukan 3 bunder berisi ribuan surat yang
intinya tidak suka dengan sang negro Robbinson main bersama timnya. Dan
ending cerita Tim Brooklyn menjadi juara Dunia berkat Robbinson. Ia
menjadi bintang yang selalu banyak yang meminta tandatangan. Warga kulit
putih juga bisa menerima keberadaaanya. Sejak perubahan itu semua
berubah. Dari tahun ke tahun ke tahun semakin banyak orang Negro yang
bermain bisbol. Pemisahan rasis berangsur-angsur menghilang. Semua
sejajar.
Dan
setiap bulan April semua pemain bisbol merayakan hari sejarah itu
dengan bermain bisbol tapi semua pemain memakai nomor punggung 42. Dan
Nomor 42 pulalah yang dipensiunkan dan tidak dipakai oleh siapapun dalam
sejarah bisbol Amerika.
Film
ini merupakan kisah nyata. Layak ditonton bersama keluarga anda. Rasis
tidak berlaku lagi..sekian ratus tahun juga Amerika baru punya Presiden
Obama. Malah terpilih untuk kedua kali. Jadi Tuhan memang maha Pencipta
Yang Adil. Semua sama dihadapan Tuhan.
,
Selamat Weekend
Cempaka Putih, 08 Febuari 2014 14.40 WIB
0 komentar:
Posting Komentar