Awal tahun 2012 lalu saya bersama teman - teman melakukan perjalanan
wisata ke Ujung Genteng di Sukabumi Jawa Barat. Ujung Genteng kami
pilih karena tidak terlalu jauh dari Jakarta dan juga destinasi
wisatanya cukup banyak yang sudah dilengkapi berbagai fasilitas
pendukungnya.
Rombongan kami 2 mobil berjumlah 11 orang berangkat hari Jumat malam
dan sampai di Sukabumi esok harinya. Disana kami menyewa penginapan
sebuah rumah dipinggir pantai yang sudah dibooking sebelumnya. Rumah
dengan 2 kamar plus kamar mandi dan dapur, ruang tamu dan juga teras.
Cukuplah menampung rombongan kami.
Berehat sejenak untuk melepas lelah dan istirahat . Siangnya kami
jalan kaki kepantai disekitar penginapan. Pantainya bersih dan suasana
saat itu lumayan sepi jadi enak buat hunting foto-foto. Sorenya kami
naik ojek ke tempat penangkaran penyu yang ada ditaman pesisir pantai
penyu pengumbahan. Jalan menuju penangkaran susah dilalui mobil.
Perjalanan naik ojek memakan waktu kurang lebih 15 menit dari
penginapan. Disana kami banyak melihat aktifitas penangkaran penyu dari
awal sampai akhir. Dan kebetulan juga sore itu ada pelepasan anak penyu
ke pantai. Wiihh senengnyaa...
Menurut info petugas kalau malam bisa melihat penyu-penyu bertelur.
Namun kami tidak mungkin menunggu lama disitu. Jadi kami minta no
telepon tukang ojek saja atau petugas setempat jika ada penyu bertelur
akan diberi tahu . Maka kami akan kesana malam harinya.
Untuk mengirit budget kami sengaja membawa bahan makanan dari rumah dan
memasaknya sendiri. Membawa alat panggang, rice cooker kompor piring dan
lain sebagainya. Malamnya bakar-bakar ikan sambil denger musik yang
makin lama makin hilang tertelan suara deburan ombak pantai.
Paginya kami menuju destinasi berikutnya. Rencana mau ke Curug Cikaso
yang terkenal itu. Yang katanya harus naik perahu. Namun karena ada
perbedaan pendapat jadi kami menuju Curug Cigansa. Sebelum menuju ke
Curug Cigansa kami sempetin mampir ke Tanah Lot ukuran kecil mirip
bali. Tanah lot itu terletak di kawasan masuk sebuah villa. Kami disana
bisa hunting foto-foto sepuasnya. Mengagumi keindahan pantai dan
debuaran ombak yang menerjang tanah lot itu. Moleknya alam Ujung Genteng
itu :)
Nah untuk menuju ke Curug Cigansa ternyata susah. Sudan bertanya sama
penduduk setempat ternyata tidak ada yang tahu. Berbekal GPS juga tidak
mempan. Dan setelah muter-muter ternyata penduduk setempat menyebutnya
dengan Curug Luhur. Letaknya dikawasan pemukiman penduduk.
Karena masih pagi jadi masih sepi. Sepertinya wisata Curug Cigansa belum
dikelola secara maksimal. Itu terlihat dari pengelolaan parkir
dilakukan dihalaman rumah penduduk. Jalan menuju ke curugnya juga masih
alami yaitu jalan pematang sawah dilereng perbukitan. Bagi yang membawa
sepatu/sandal biasa hati-hati saja karena jalan licin dan becek bisa
terpeleset.
Disana kami menyewa guide penduduk setempat karena takut nyasar. Disana
memang tidak ada penunjuk arah jalan. Dan jalan pematang sawah yang
bercabang-cabang. Kalau tidak mau pake guide ikuti aliran arus sungai
naik turun bukit . Dan kalau datang kesana sebaiknya di musim hujan
jadi debit airnya sangat besar dan pemandangan sekelilingnya dengan
hijaunya hamparan sawah luas diperbukitan menambah indahnya alam
Indonesia. Apalagi masih alami banget. Belum ada yang jualan makanan
disekitar wisata, bersih dari sampah . Untuk mandi dan MCK bisa
menggunakan masjid yang ada disekitar situ. Selamat berlibur....
Blok M, 04 November 2013 18.30 WIB
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus