Indonesia
memiliki banyak sekali gunung indah yang tersebar dipelosok dari Sabang
sampai Merauke. Tak perlulah mengelu-elukan alam luar negeri. Explor
dulu keindahan alam Indonesia yang exotic. Niscanya kau akan mengagumi
dan berkata Aku Cinta Indonesia J.
Sepertinya
saya juga kena karma sendiri, teringat omongan kawan bahwa sekali
mendaki akan ketagihan hehe...(sempet ga percaya) dan pendakian kedua
saya ini mendaki bareng Tim Indonesian Mountains yang diprakarsai oleh
Bang Haekal, Popo, Arsyan dan kawan-kawan.
Ini
juga merupakan event pertama IM (Indonesian Mountains) sejak pertama
dibentuk akhir tahun 2012. Dan kata mimin IM akan mengadakan event lain
lagi digunung yang berbeda. Makanya pantengin aja di fb Indonesia
Mountains disini.
Kumpul di depan CFC rumah sakit cawang uki, Jumat 8 Maret 2012. Berangkat jam
10 an malam, dengan menggunakan 2 mobil mengangkut 11 peserta dan 10
orang dari mimin IM yang sebagian sudah berangkat dari pagi untuk
prepare tenda dan sebagainya. Enaknya nih peserta Cuma bawa baju &
peralatan sendiri aja. Tenda, matras, sleping bag dan makan disediain
ama mimin IM. Peserta cuma bayar aja terima beres dah hehe...
Penadakian kali ini IM mengambil tema "Capturing The Beauty of Indonesian Mountains", acara ini bukan hanya sekedar pendakian, melainkan juga pelatihan teknik fotografi outdoor oleh para fotografer profesional. Seperti Kang Widi Arso,
kontributor sekaligus First Winner International Photo Contest 2009,
The National Geographic Indonesia, Category : Place dan juga Arsyan Syafarman, fotografer profesional dan kontributor majalah "Traveling Travel Fotografi" (plus mimin Indonesian Mountains :D )
Nyampe
di Masjid desa Cisurupan rombongan berganti kendaraan, karena medan
jalan yang berat jadi naik mobil bak terbuka. Sepanjang perjalanan nih
perut bener-bener dikocok, mobil bak ajrut-ajrutan melewati jalan rusak
parah dan berlubang sana-sini sampai pantat sakit tapi tak dirasakan J hanya perasaan happy dan seru yang tak akan pernah dilupakan hmm...
Subuh
sudah sampai dipos Camp David, udara seger dan dingin menusuk tulang.
Bagi yang mau sholat subuh atau ke toilet semua sarana ada dipos ini.
Warung-warung bejejer disini buka sejak subuh. Sarapan pagi juga sudah
disediakan panitia dengan menu alakadarnya. Tapi tetep nikmat sambil
nyeduh teh hangat ditemani pemandangan sekeliling yang indah di lereng
gunung papandhayan yang dingin. Mantab pokoknya dah.
Sebelum
mendaki ada coaching clinic dulu dari kang Widiarso dan Bang Arsyan.
Semua peserta yang bawa kamera guede2 dan bagus serius banget
mendengarkan teknik photografi hingga bagaimana bisa menghasilkan output
yang bagus. Saya yang cuma bawa kamera pocket anteng aja dengerin
penjelasanya. Maksudnya anteng ga ngerti haha...nah loh ketahuan, cuma
ngerti teknik pencahayaan ama focus. Yang lainnya bener-bener blank
hihi...yang penting have fun J kan niat ngisi liburan panjang hoho...
Selama
pendakian mata dimanjakan sekali ama pemandangan indah sekitar.
Pokoknya indah deh..bener-bener menakjubkan dan mengagumi semua
ciptaan-Nya. Kita disana ga ada apa-apanya. Kerdil sekali. Ga bisa
melakukan apa-apa seandainya alam mengamuk. Cuma bisa ikhlas dan berdoa
saja. Bener kata Bang Haekal kalau kita jatuh tergelincir atau kecapean,
tersesat, kuncinya ikhlasin aja. Berdoa saja. Cuma Tuhan tempat kita
meminta .
Sayang
malam hari dipondok salada yang didamba penuh terang bulan dan bertabur
bintang digantikan oleh kabut awan tebal dan hujan hampir sepanjang
malam. Udara dingin semakin buat aku menggigil, baju empat lapis plus
sleeping bag masi tertembus dinginnya malam. Ternyata dibawah matras air
merembes masuk hihi...ikhlasin aja kuncinya J
Api
unggun juga cuma bentar keknya, keburu ujan, tapi salut sama mimin yang
coba jagain api ditengah rintik hujan, akhirnya cuma bisa pasrah,
lagi-lagi ikhlas hehe..Cuma suara gitar Bang Suryo dan duo princes Nancy
dan Puji yang masih selalu bersenandung mengusir dingin.
Pagi-pagi
bangun melihat indahnya sunrise dari sisi bukit hingga terlihat 3
barisan bukit dan juga negeri awan yang terhampar dengan indahnya
menyambut datangnya Mentari Pagi.
Mendaki
ke puncak papandhayan yaitu Tegal Alun yang penuh perjuangan melewati
jalur kalimati yang penuh bebatuan, rasa lelah dan letih terbayar oleh
pemandangan indah yang menakjubkan. Menuruni bukit menuju hutan mati
juga tak kalah menarik. Semua mata kamera tak berhenti menjepret tiap
ada spot yang bagus.
Perjalanan
menuruni bukit juga dihadiahi hujan deras yang membuat jalan licin dan
berbahaya penuh longsoran batu dan pasir. Saya disini ternyata diberi
sebuah keajaiban. Di Pendakian perdana ampun deh jalan aja macam siput
selalu jadi peserta terakhir tapi kali ini jadi peserta pertama,
khususnya perempuan loh hehe (pamer). Tuhan memberikan rasa mules perut
yang luar biasa, maklum 3 hari gak pup, yang memberi efek gerak cepat
yang tak terasakan capeknya. Berjalan cepat dan berlari menuruni bukit
ditengah terpaan hujan...wow ga bisa bayangin klo sampe tergelincir
hehe..yang dipikirkan cuma satu toilet pos pendakian.
Alhamdulilah
lega luar biasa. Sampai dengan selamat dan sukses untuk pendakian
bersama Indonesian Mountains. Terima kasih untuk mimin yang sabar dan
setia mendampingi peserta. Semoga lain waktu bisa joint lagi untuk
pendakian selanjutnya.
Salam Mendaki
Cempaka Putih, 12-03-2013
Terima kasih sudah berkunjung
BalasHapus