Akhirnya kesampean juga mengunjungi Wisata Alam Mangrove Angke Jakarta
Utara setelah sudah lama melihat liputan jalan-jalan di Taman Wisata
Alam Mangrove yang tayang di salah satu stasiun televisi swasta. Cukup
satu hari saja mengunjungi wisata alam ini. Kecuali jika ingin menginap
disana disediakan juga penginapan yang asri banget dengan pemandangan
alam yang indah.
Setelah saya browsing dan juga nanya sana sini ternyata wisata alam yang
saya kunjungi itu milik swasta. Sedangkan milik pemerintah kata temen
saya kondisinya sangat memprihatinkan. Lha gimana tidak wong biaya
masuknya saja gratis sedangkan di Angke- PIK (Pantai Indah Kapuk itu
dikelola swasta dikenakan tarif masuk 10rb. Untuk tarif baru per 1 Juni
2014 biayanya naik lagi bisa 2 kali lipat lebih menjadi 25 ribu. Untung
saya kesana pada akhir Mei yang banyak hari kejepit. Jadi masih murah
meriah bayar tiket masuk plus parkir motor 12 ribu. Bensin 15 ribu. Yah
abis 27 ribulah untuk jalan-jalan murah cuma sehari hehe...
Rancana awal saya datang bersama 4 orang teman dan kesana akan naik
angkutan umum. Ternyata 2 orang cancel tidak bisa ikut ke wisata alam
PIK. Dan berdasarkan info dari teman yang sudah pernah kesana kalau
naik angkutan umum aksesnya susah. Jalannya jauh banget, lebih enak bawa
kendaraan sendiri. Jadi nekad motoran ajah. Untunglah teman saya yang
saya boncengin tinggalnya dideket-deket PIK jadi bisa buat GPS berjalan
hehe kalau tidak asli nyasar. Teman saya yang jadi GPS saja sempet
nyasar sampai mau ke Pasar Ikan Angke gara-gara ada perbaikan jembatan
jadi jalur dialihkan kejalan lain.
Kalau saya jelaskan akses kesananya saya masih ga mudeng hehe masih
belum inget yang saya inget cuma patokanya saja. Tanya blog lain saja
yee :P (siapa yang nanya ya?). Yang jelas nanya saja gerbang PIK (Pantai
indah kapuk) terus kalau sudah didalam kawasan PIK tinggal nanya
Yayasan Bunda Tzu Chi karena letak wisata alam itu dibelakang yayasan
itu yang gedungnya megah gaya arsitektur Tiongkok.
Saya kesana memilih sorean saja karena sengaja ingin berburu senja
hoho...pengin ngromatislah :P. Kata teman yang kesana pagi-pagi itu
nyampai sana siangan dan panas teriknya itu yang menyengat sekali.
Tapi tetep nyaman karena rimbunya pepohonan dan juga rindangnya
sepanjang jalur jalan setapak disana. Yang tidak enak itu cuma kalau
mau naik kano karena harus mendayung sendiri capek pastinya, cuaca panas
terik lagi karena perahu kanonya tidak beratap hehe jadi panasnya
berasa. Lalu naik kapal speed boat menyusuri hutan mangrove disiang
terik juga tidak nyaman. Tapi pas sorean juga, saya tidak kebagian kano
ataupun kapal karena yang mengantri banyak juga. Untuk menyewa 1 kano
50rbu selama 45 menit sedangkan speedboat 6 orang kena 200rb setelah 1
juni pastinya bisa naik 2 kali lipatnya. 1 kano muat 2 orang.
Oh iya, disana dilarang bawa kamera DSLR atau pocket ya karena dilarang
sama petugasnya. Jadi kalau mau foto-foto bisa pake kamera HP. Karena di
Pos deket parkiran itu ada petugas yang memeriksa tidak boleh membawa
kamera. Entah kenapa tidak dibolehkan, saya lupa mau menanyakannya
kemarin. Menurut temen saya boleh saja sih tapi bayar antara ratusan
tibu hingga 1 jutaan atau kalau ketahuan petugas bisa kena denda juga
disuruh bayar. Banyak juga sih yang bawa kamera gede, biasanya untuk
foto-foto prewed hehe...kira-kira saya kapan yah.. (ngarep hehe).
Tapi temen saya tetep bawa tuh kamera pocket dan tidak ketahuan petugas.
Gimana gak ketahuan lah wong bawa kameranya ditaroh dikantong kresek
terus dimasukin tas. Jadi dikira bawa bekel makanan haha... Dan sambil
menunggu senja kami menyusuri jalan setapak, jembatan demi jembatan.
Lalu ngobrol ngalor ngidul hingga lupa motoin senja :( Tapi gapapalah
dapet senja sedikit tidak masalah.
Tak lupa saya menyempatkan ke ujung pantainya. Tapi sayang hari sudah
mulai gelap jadi ya cuma sebentar saja kepantainya. Lagian dilepas
pantai ada pengerjaan proyek pembangunan apartemen kalau tidak salah
jadi ya mengganggu pemandangan. Pas mau pulang jalan setapak tadi sudah
terangi oleh listrik disepanjang sisi kanan kiri. Jadi jangan khawatir
kalau kakinya takut kesandung karena ada penerangan lampu dimalam hari.
Untuk fasilitas disana lengkap dari penginapan, parkiran, toilet, kantin
dan juga mushola yang asri banget dah. Jadi ga nyesel bepergian wisata
murah cuma buat manjain mata deh. Dan sepanjang jalan dikawasan PIK ada
wisata kuliner yang kalau malam hari makin rame. Kami mau mampir buat
makan malam. Tapi kata teman saya wisata kuliner disitu mahal dan ga
sesuai kantong kita haha. Bisa 300-ribuan ke atas. Teman saya sih pernah
makan disalah satu restoran yang All You Can Eat cuma 60ribu. Dan
ketika disusuri ternyata teman saya lupa restorannya yang mana,
haduuhh...yo wes bablas pulang saja.
Jadi selain Monas, Ancol, Ragunan, TMII ada juga wisata alam Angke ini
yang layak dikunjungi buat the next your destination yaa... Bagus dan
murahlah ga terlalu merogoh kocek terlalu dalam. Daripada tiap weekend
muncak mulu dan kejebak macet, sekali-kali ke pesisir utara.
Salam Jalan-jalan,
Cempaka Putih, 15 Juni 2014 02.31
0 komentar:
Posting Komentar